Pemikiran filsafat India selain memiliki persamaan
dengan pemikiran filsafat pada umumnya juga menunjukkan adanya kekhususan
karakteristik. Namun dalam perkembangan pemikiran filsafat India, ternyata
banyak dipengaruhi oleh akar budaya India itu sendiri, sehingga di India
pemikiran filsafat berkaitan erat dengan tradisi, kebudayaan, dan agama.
Pemikirannya bercorak religius, sehingga suatu
kekuatan rukhani yang memiliki peranan penting dan besar dalam mencapai
keselamatan hidup manusia, Filsafat dimaksudkan untuk mengarahkan dan
menunjukkan kepada manusia dalam usahanya mencapai tujuan hidup yaitu
kebahagiaan.
Filsafat India memiki karakteristik 1). Motif spiritual,
2). hubungan antara filsafat dan hidup 3). Sikap dan pendekatan introspektif terhadap
realitas. Kecenderungan kea arab Idealisme khususnya Hindusime. 5). Intuisi
diterima sebagai satu-satunya metode untuk mencapai kebenaran., 6). Penerimaan
otoritas Veda dan 7). Pendekatan sintesis terhadap pengalaman dan realitas
dengan mempertimbangkan aspek tradisi.
Ditinjau dari sejarah ftlsafat, pemikiran ftlsafat
India dapat dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar yaitu Hinduisme
(Ortodoks) dan Buddhisme .(Heterodoks). Pertama, Hinduisme. merupakan peletak dasar
dari tradisi pemikiran filsafat India yang mendasarkan pemikiran-pemikirannya
pada otoritas Veda.
Hinduisme dapat diartikan sebagai cara hidup yang
khas bagi suatu hangsa secara menyeluruh, suatu etos nasional yang tidak bisa
dijamah meskipun bukan tidak nyata, lebih dari pada sebagai suatu agama dalam arti
kata Barat, yakni kesetiaan pada pewahyuan yang dipercayai sebagai pemberian
Tuhan dan pemujaan kepada Tuhan sesuai dengan isi pewahyuan itu.
Hinduisme memiliki aliran pemikiran yang cukup
banyak, yang pada umumnya mengajarkan agar manusia selalu berupaya untuk
mencari keselamatan hidup, Hinduisme mengajarkan adanya tiga jalan keselamatan
yang bisa ditempuh oleh manusia yaitu: jnana, bhakti, dan karma.
Jnana Jalan keselamatan melalui penghayatan dan
pemahaman terhadap pengetahuan yang paling dalam yaitu manusia meleburkan
dirinya dalam realitas yang Mutlak/Brahman diartikan sebagai Supreme Being, merupakan
daya hidup agung, menghidupkan, menggerakkan kosmos bagi segala sesuatu
termasuk manusia.
Brahman sebagai realitas yang Mutlak merupakan satu
kesatuan dengan jati diri manusia (atman), karena pada dasamya segala sesuatu
itu merupakan manifestasi Brahman.antara lain Bhakti, dihayati melalui sikap
bhakti yang tulus, sehingga manusia akan terbebas dan ikatan-ikatan kelahiran
kembali. Karma, artinya dilakukan dengan cara memenuhi kewajiban manusia, yaitu
melalukan perbuatan yang memang layak dan benar. Dalam Hinduisme tujuan ·utama
dari pemikiran fIlsafat adalah untuk menemukan jati diri yang paling hakiki
yang disebut atman untuk kemudian menyatu dengan Brahman.
Hinduisme memusatkan perhatiaannya terhadap
pembahasan tentang Brahman, sehingga bersifat theosentris, kemudian mendapatkan
reaksi dari Buddhisme dengan maksud menjadikan manusia sebagai pusat perhatian
pemikiran (antroposentris).
Kedua, Buddhisme merupakan aliran fIlsafat heterodoks yang
tidak mengakui otoritas Veda, Jainisme dan Carvaka yang tidak begitu
berkembang, juga tidak mengakui Veda. Buddhisme melontarkan kritik·kritik tajam
terhadap hinduisme, terutama keberatan terhadap kebiasaan yang dilakukan oleh
para brahmana, seperti upacara korban.
Pemikiran Buddhisme memiliki karakteristik antara
lain: 1. pesimistis, hidup merupakan penderitaan dipandang sebagai Buatu yang
rill dan eksistensial 2. optimistis, menolak hal-hal yang bersifat spekulatif dan
mengesampingkan hal-hal yang tidak pasti dapat diketahui 3. pragmatis, Jebih
mengutamakan yang perlu dalam mengatasi penderitaan 4. saintifik, pengalaman
pribadi digunakan sebagai sarana untuk mencari hubungan sebab akibat 5.
empiris, pengalaman prihadi dianggap yang benar demokratis, tidak membedakan
status manusia. dan 7. terapetis. berusaha untuk menyembuhkan penderitaan
manusia.
Pemikiran filsafat Buddhisme juga dijelaskan dalam
ajaran triratna yaitu buddha, dharma, dan sangha. Pertama, buddha yang berasal
dati kata budha, bangun dari kesesatan. Buddha adalah orang yang sudah dicerahi
atau mendapatkan pencerahan. Setiap orang pada dasamya memiliki kodrat buddha,
namun karena belum semua memperoleh pencerahan maka masih terikat pada kelahiran
kembali Kedua, dharma, ajaran yang bersisi empat kebenaran mulia (catur arya
satyam) yang terdiri atas: dukkha (penderitaan), samudaya (sebab dari
penderitaan), nirodha (peniadaan penderitaan), dan margo (jalan untuk
menghindari penderitaan).
Kemudian dirumuskan dalam bahasa yang efisien dan
efektif dengan pemilihan kata-kata yang tepat, sedangkan pemikiran filsafat
Timur banyak disampaikan sebagai ungkapan isi hati dan perasaan. Pemikiran
filsafat Timur kadang-kadang diungkapkan dalam bentuk simbol-simbol sebagai
manifestasi hal-hal yang konkret, sedangkan dalam filsafat Barat para filusuf
cenderung menggunakan rumusan yang abstrak, sehingga memiliki cakupan yang
Iuas' bahkan ada yang sampai tidak terhingga.
Kedua, tujuan utama dalam pemikiran filsafat Timur
untuk menjadi orang yang bijaksana dan bahagia. dalam arti hidup ini penuh
dengan ketenteraman dan keselamatan. Pemikiran filsafat Barat lebih diarahkan
untuk memahami rahasia alam semesta dan menemukan ilmu pengetahuan yang baru.
Penjelasan ini juga diketahui bahwa para filusuf
Timur lebih menekankan pada manusia untuk hidup menyesuaikan diri dengan alam
semesta, sedangkan pemikiran Barat selalu berusaha untuk mengesampingkan alam
semesta demi kepentingan manusia.
Ketiga, pemikiran filsafat Timur sering lebih
bersifat pesimis, pasif, dan menekankan harmoni, sedangkan fllsafat .Barat
bersifat optimis penuh konflik.. Begitupula manusia sebagai individu dalam
pemikiran Barat mendapatkan otonominya yang besar, sedangkan dalam pemikiran filsafat Timur lebih ditekankan peranan manusia
dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar